1 Jelaskan
secara singkat hakekat, pengertian, tujuan Pendidikan sepanjang hayat.
Jawab
Pendidikan
sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang dilakukan oleh manusia
ketika lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan sepanjang hayat merupakan
fenomena yang sudah tidak asing lagi. Dimana tahap-tahap pelaksanaannya adalah
harus ada : motivasi, perhatian dan pelajaran, menerima dan mengingat,
reproduksi, generalisasi, menerapkan apa yang telah diajarkan serta umpan
balik. Dimana pendidikan sepanjang hayat ini juga akan mampu membentuk
kemandirian dari seseorang, salah satunya dengan pendidikan non formal, yang
mampu membangkitkan daya pikir, berbuat positif dari, oleh dan untuk dirinya
sendiri serta lingkungan. Dalam upaya memajukan pendidikan di Indonesia UNESCO
mengeluarkan empat pilar yang dapat menopang pendidikan yang ada di Indonesia
ini. Keempat pilar tersebut adalah learning to know, learning to do, learning
to be, dan learning to live together. Dimana Untuk mengimplementasikan
“learning to know” (belajar untuk mengetahui), Guru harus mampu menempatkan
dirinya sebagai fasilitator. Di samping itu guru dituntut untuk dapat berperan
ganda sebagai kawan berdialog bagi siswanya dalam rangka mengembangkan
penguasaan pengetahuan siswa.
Sekolah
sebagai wadah masyarakat belajar seyogjanya memfasilitasi siswanya untuk
mengaktualisasikan keterampilan yang dimiliki, serta bakat dan minatnya agar
“Learning to do” (belajar untuk melakukan sesuatu) dapat terealisasi. Walau
sesungguhnya bakat dan minat anak dipengaruhi faktor keturunan namun tumbuh dan
berkembangnya bakat dan minat juga bergantung pada lingkungan. Seperti kita
ketahui bersama bahwa keterampilan merupakan sarana untuk menopang kehidupan
seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan
semata.
Pilar
ketiga yang dicanangkan Unesco adalah “learning to be” (belajar untuk menjadi
seseorang). Hal ini erat sekali kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan
fisik, kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Misal :
bagi siswa yang agresif, akan menemukan jati dirinya bila diberi kesempatan
cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang pasif, peran guru
sebagai kompas penunjuk arah sekaligus menjadi fasilitator sangat diperlukan
untuk menumbuhkembangkan potensi diri siswa secara utuh dan maksimal.
Terjadinya
proses “learning to live together” (belajar untuk menjalani kehidupan bersama),
pada pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka,
memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Kondisi seperti inilah yang
memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama.
Dengan melakukan empat pilar yang telah dikeluarkan oleh UNESCO, untuk itu
semua pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada peningkatan kualitas
kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral.
Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian maka pada gilirannya
akan menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat yang bermartabat di mata
masyarakat dunia. Mengarah ke point ketiga, “Learning To Be” belajar
untuk menjadi seseorang. Hal ini sangat berkaitan dengan bakat dan minat yang
dimiliki seseorang. Jika seseorang memiliki bakat yang lebih, dalam suatu bidang
tidak akan mampu berkembang apabila tanpa ada dukungan dan fasilitas baik dari
guru itu sendiri dan pengaruh lingkungan luar. Ini dimaksudkan agar seorang
siswa mampu mewujudkan dan mengembangkan bakatnya sesuai dengan harapannya.
Jadi tanpa peranan guru sebagai fasilitator maka pilar ketiga yang dicetuskan
UNESCO tidak akan terlaksana dengan baik. Begitu juga dengan poin yang keempat “Learning
to Live Together” belajar untuk menjalani kehidupan bersama. Maksud
dari point keempat ini adalah bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang aman
tentram, dan saling menghargai antar agama, suku, ras, dan budaya dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini toleransi antar sesama manusia
sangat diperlukan, karena umat manusia itu ditakdirkan untuk menjalani
kehidupan bersama-sama dan tidak dapat menjalani kehidupan itu sendiri.
- pendidikan hanya berakir
apabila manusia telah meninggalkan dunia fana ini.
- Pendidikan sepanjang hayat
merupakan motivasi yang kuta bagi peserta didik untuk merencanakan dan
melakukan kegiatan gelajar secara terorganisasi dan sistematis.
- Kegiatan belajar ditujukkan untuk memperoleh,
memperbaharui, dan atau miningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan
yang telah dimiliki dan yang mau atau tidak mauh harus dimiliki oleh
peserta didik.
- Pendidikan memiliki tujuan-tujuan berangkat dalam
memenuhi kebutuhan belajar dan dalam mengembangkan kepuasan diri setiap
insan yanglakukan kegiatan belajar.
- Perolehan pendidikan merupakan prasyarat bagi
perkembangan kehidupan manusia, baik untuk memotivasi diri maupun untuk
meningkatkan kemampuannya, agar manusia selalu melakukan kegiatan belajar
guna memenuhi kebutuhan hidupnya..
- Pendidikan nonformal mengakuai eksistensi dan
pengingnya pendidikan formal serta dapat menerima pengaruh dair pendidikan
formal karena kehadirannya kedua jalur pendidikan ini untuk saling
melengkapi dan saling mendukung antara satu dengan yang lainnya.
Komentar
Posting Komentar