BAB 1
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dalam pendidikan, guru merupakan
pilar penting. Tak sekadar
mentransper ilmu, tapi harus memahami perkembangan psikologi anak. Khususnya bagi guru-guru Taman
Kanak-kanak (TK) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jika sikap guru salah, maka kreativitas
anak akan terhambat.
Pendidikan merupakan proses tiada
henti sejak manusia dilahirkan hingga akhir hayat. Bahkan banyak pendapat
mengatakan bahwa pendidikan sudah dimulai sejak manusia masih berada dalam
kandungan (pra-natal). Pastinya, proses pendidikan akan dan harus dialami dan
dijalani oleh setiap manusia di setiap waktu. Masa usia dini (2 – 5 tahun)
adalah salah satu fase pendidikan yang dijalani oleh manusia. Masa ini
merupakan masa pendidikan yang lebih terfokus pada psikomotor anak serta
penanaman akhlaq dan sikap hidup anak didik. Psikologi pendidikan sebagai salah
satu cabang ilmu psikologi, memberikan kontribusi penting pada proses
pendidikan anak usia dini. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sudah sejak lama
bidang psikologi pendidikan telah digunakan sebagai landasan dalam pengembangan
teori dan praktek pendidikan dan telah memberikan kontribusi yang besar
terhadap pendidikan, diantaranya terhadap pengembangan kurikulum, sistem
pembelajaran dan sistem penilaian.
- Rumusan Masalah
Banyak masalah yang dapat diangkat mengenai psikologi
pendidikan dalam pendidikan anak usia dini. Pada makalah ini penulis akan
mengangkat masalah “Bagaimana Pendekatan Pengembangan Paud Non Formal di Lihat dari Sisi Psikologis”. Beberapa
pertanyaan masalah yang akan penulis bahas yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan psikologi
pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan
pendidikan anak usia dini?
3. Bagaimana peranan psikologi
pendidikan pada pendidikan anak usia dini?
BAB II
PEMBAHASAN
- Psikologi Pendidikan
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno:
psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu
secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada
manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku
dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai
ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Psikologi adalah ilmu yang tergolong
muda (sekitar akhir 1800an.) Tetapi, orang di sepanjang sejarah telah memperhatikan
masalah psikologi. Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles.
Setelah itu St. Augustine (354-430) dianggap tokoh besar dalam psikologi modern
karena perhatiannya pada intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena
psikologi. Descrates (1596-1650) mengajukan teori bahwa hewan adalah mesin yang
dapat dipelajari sebagaimana mesin lainnya. Ia juga memperkenalkan konsep kerja
refleks. Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan
belas—Leibnits, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume—memberikan sumbangan dalam bidang
psikologi. Pada waktu itu psikologi masih berbentuk wacana belum menjadi ilmu
pengetahuan.
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
proses pembangunan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
Berkaitan dengan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional tersebut maka pendidik mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan keberhasilan pendidikan.
Standar nasional pendidikan No. 19
Tahun 2005 menjelaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dalam hal ini, psikologi pendidikan
adalah cabang psikologi yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam
setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan
pengelolaan organisasi sekolah guna mencapai tujuan pendidikan nasional yang
sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga terselenggara proses
pendidikan yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
- Pendidikan Anak Usia Dini
Sekarang ini memang sedang ada
kecenderungan anak "masuk" sekolah sedini mungkin, terutama
dikota-kota besar. Bahkan sebelum berusia 2 tahun pun sudah bisa diterima di
suatu sekolah. Hal ini terjadi karena banyak ibu yang bekerja diluar rumah,
sehingga anak tidak mendapat pengasuhan atau stimulasi yang optimal. Kalau anda atau keluarga mempunyai kesempatan
mengasuh anak sendiri di rumah, anda juga bisa melakukan bimbingan agar anak
kelak tidak pemalu tetapi cerdas, percaya diri, dan mudah menyesuaikan diri.
Jadi biasakan anak bertemu dan bermain dengan anak lain yang sebaya,serta beri
kesempatan ia pergi dengan orang dewasa lain yang dapat dipercaya selain orang
tuanya sendiri. Umumnya usia yang baik untuk anak memulai sekolah TK pada usia
4-5 tahun. Sambil menanti usia ini ada baiknya anda dan anggota keluarga
lainnya bisa mengoptimalkan perkembangan anak dirumah.
Menjamurnya lembaga-lembaga
pendidikan untuk anak-anak usia dini memunculkan berbagai akibat, baik positif
maupun negatif. Menilik pada pernyataan di atas, memang kurang tepat apabila
anak-anak usia dini ‘dipaksa’ untuk mengikuti proses pendidikan di luar
lingkungan keluarganya. Apalagi dengan banyaknya kekurang pahaman
lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan anak usia dini terhadap psikologi
perkembangan anak yang berpengaruh terhadap metode pembelajaran yang
diterapkan.
Kurangnya pemahaman terhadap metode
pembelajaran mungkin disebabkan kebingungan para tenaga pendidik. Dalam
mengajar mereka hanya berorientasi pada faktor pemikiran. Padahal dalam
mendidik anak usia dini, faktor emosi juga menjadi hal yang tak kalah penting.
Keberhasilan pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh faktor itu. Dalam suasana emosi yang gembira, mereka menjadi
mudah menangkap maksud yang disampaikan. Oleh karena itu pembelajaran yang
diterapkan menggunakan metode belajar sambil bermain.
Dalam PAUD, anak-anak tidak
diwajibkan bisa membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Tapi seringkali
dalam seleksi masuk SD, siswa diharuskan menguasai calistung. Kemampuan anak
dalam calistung menjadi kewajiban para guru SD.
Menurut staf pengajar Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia (UI) Dr Soemiarti Patmonodewo, tidak menjadi
masalah jika calistung diajarkan di lembaga PAUD. Asalkan, penyampaiannya
dilakukan dengan cara yang tepat. "Kesalahan dalam penyampaian justru akan
membuat anak stres,'' ujarnya. Pemberian perintah secara langsung, kata dia,
sebaiknya dihindari. Sebab bisa membuat anak tertekan. "Kondisi itu
membuat tujuan dari pembelajaran akan susah tercapai.''
Dapat disimpulkan
bahawa pendidikan anak usia dini ialah proses pendidikan yang diselenggarakan
bagi anak-anak balita guna membentuk mental, akhlak, dan kepribadian, serta
perilaku. Alangkah baiknya PAUD dapat diselenggarakan dilingkungan rumah
bersama keluarga, sehingga tetap memperhatikan perkembangan peserta didik
secara komprehensif, walau sangat penting juga bagi anak untuk bersosialisasi
dengan teman sebayanya.
C. Peranan
Psikologi Pendidikan Pada Pendidikan Anak Usia Dini
Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang
mendasari system pembelajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam
pembelajaran, seperti :teori classical conditioning, connectionism, operant
conditioning, gestalt, teori kognitif dan teori-teori
pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai kelemahan dari
masing-masing teori tersebut, pada kenyataannya teori-teori tersebut telah
memberikan sumbangan yang signifikan dalam proses pembelajaran.
Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan
hasrat untuk belajar. Fase perkembangan psikologi, menurut Hurlock (1980) yang
memberi istilah “strages in the life span” (tingkatan-tingkatan dalam rentang
waktu kehidupan) bagi seluruh proses perkembangan individu, diantaranya ialah
fase anak-anak yang ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Belajar keterampilan
fisik yang diperlukan untuk bermain seperti lompat jauh, lompat tinggi dan
sebagainya.
2. Membina sikap yang
sehat (positif) terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang
berkembang.
3. Belajar bergaul dengan
teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di masyarakat.
4. Belajar memainkan peran.
5. Mengembangkan
dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung.
6. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan kehidupan
sehari-hari.
7. Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga
menjadi dirinya sendiri.
Psikologi pendidikan memiliki peranan
yang sangat penting dalam penyelenggaraan PAUD, baik itu di lingkungan rumah
maupun di lembaga-lembaga penyelenggara PAUD. Dengan psikologi pendidikan, kita
dapat merencanakan dan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam
menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak usia dini. Kita juga dapat
menentukan materi, metode, pendekatan, kurikulum, serta sistem penilaian yang
tepat untuk peserta didik.
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan di atas, dapat kita
ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang
mempelajari bagaimana manusia belajar guna mencapai tujuan pendidikan nasional
yang sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga terselenggara proses
pendidikan yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
2. pendidikan anak usia
dini ialah proses pendidikan yang diselenggarakan bagi anak-anak balita guna
membentuk mental, akhlak, dan kepribadian, serta perilaku yang alangkah baiknya
diselenggarakan di lingkungan rumah bersama keluarga, sehingga tetap
memperhatikan perkembangan peserta didik secara komprehensif, walau sangat
penting juga bagi anak untuk bersosial dengan teman sebayanya.
3. Psikologi pendidikan memiliki peranan yang sangat mendasar
dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya bagi anak usia dini, karena dengan
psikologi pendidikan, kita dapat merencanakan dan mengambil langkah-langkah
yang tepat dalam menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Desminat, 2011, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT Remaja
Rosda Karya
Suryabrata, Sumadi, 2004, Psikologi
Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Komentar
Posting Komentar