BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Mahluk adalah sebuah kata
dalam bahasa Arab yang diambil dari kata kerja “khalaqa” artinya membuat atau
mencipta. Kata mahluk termasuk kata benda penderita (isim maf’ul) yang
mengandung arti: “yang dibuat atau diciptakan”.
Semua
benda hidup atau mati yang berada di sekeliling kita termasuk manusia, disebut
mahluk langit dan bumi beserta isinya yang dapat di tangkap panca indera (alam
nyata) bahkan alam yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera seperti
barzakh, surga, neraka, dan ‘arasy (alam gaib) itupu termasuk mahluk.
Alam
semesta demikian besarnya. Siapakah yang menghuni? Apakah hanya manusia saja ataukah
ada makhluk lain. Sampai sekarang ilmu Astrobiologi belum menemukan data-data
yang signifikan. Semuanya, baru pada tingkat dugaan dan asumsi-asumsi. Karena
itu, agaknya kita belum bisa bersandar pada data data empirik untuk membahas
tentang penghuni alam semesta ini. Meskipun, baru baru ini NASA telah
memperoleh data adanya air di Mars lewat pesawat tidak berawaknya. Akan tetapi
semua itu masih jauh dari memadai untuk mengatakan di sana ada kehidupan.
Manusia
merupakan makhluk ciptaan Allah Swt yang terdiri dari unsur materi dan
immateri. Unsur materi manusia seperti air, tanah, debu, tanah liat, sari pati
tanah, sari pati air yang hina, tanah hitam seperti tembikar. Dari berbagai
perspektif ayat tersebut dapat dipahami bahwa unsur materi yang menjadi asal
kejadian manusia adalah dua unsur yaitu tanah dan air.
Tujuan
fungsional antara manusia dan alam semesta adalah untuk menciptakan sinergi
bagi kemaslahatan manusia itu sendiri. Untuk itu, alam semesta diciptakan Allah
Swt bukan dengan main-main dan tanpa tujuan. Karena manusia merupakan satu sub
sistem dengan alam semesta sebagai satu tujuan dan orientasi. Oleh karena itu,
satu-satunya tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah. Ibadah berasal
dari bahasa Arab, al-‘ibadah (yang menundukkan atau merendahkan diri). Hakikat
‘ibadah, terkandung 2 makna: al-‘ubudiyyah Lillah di dalam jiwa. Semua
aktivitas hidup manusia hanya berorientasi kepada Allah Swt.
BAB
2
PEMBAHASAN
A. Alam Semesta
1.
Pengertian
Alam semesta
Alam
adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di dunia ini
selain Allah Swt beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, diantaranya adalah alam ghoib dan alam syahadah. Alam syahadah
dalam istilah Inggris disebut universe yang artinya seluruhnya, yang dalam
bahasa sehari-hari disebut sebagi alam semesta. Alam semesta merupakan ciptaan Allah
Swt yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah Swt. Allah Swt menciptakan
alam semesta ini dengan susunan yang teratur dalam aspek biologi, fisika,
kimia, dan geologi beserta semua kaidah sains.
Definisi dari alam semesta itu
sendiri adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya
yang merupakan suatu kesatuan system yang unik dan misterius. Alam syahadah
atau alam materi sering juga disebut dengan alam fisik karena alam syahadah
merupakan alam yang dapat dicapai oleh indera manusia baik dengan menggunakan
alat atau tidak, berbeda dengan alam ghoib yang tidak dapat tercapai oleh
indera. Alam syahadah dapat dibedakan menjadi alam raya (makrokosmos) dan alam
zarrah (mikrokosmos). Dan dapat pula dibedakan menjadi alam nabati, hewani, dan
insani Al Quran menggambarkan alam semesta laksana sebuah kitab yang disusun
oleh satu wujud yang arif, yang setiap baris dan katanya merupakan tanda
kearifan penulisnya.
2. Penciptaan
Alam Semesta
a. Menurut
Teori Big Bang
Alam semesta telah diciptakan
sekitar 15 miliar tahun yang lalu. Tidak seorangpun tahu kenapa, mengapa, dan
bagaimana alam semesta ini terbentuk. Akan tetapi, dari beberapa penelitian
yang memakan waktu yang lama, bermunculanlah berbagai teori penciptaan alam
semesta. Pada abad ke-19, banyak orang mempercayai teori alam semesta yang
tetap. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta tidak memiliki permulaan, dengan
kata lain alam semesta ini telah ada sejak dahulu kala dan tidak berubah (statis). Teori ini muncul dari
kalangan materialis yang tidak percaya tentang penciptaan.
Kemudian, pada abad 20 muncul suatu
teori baru tentang penciptaan alam semesta, yaitu teori Big Bang. Teori ini
mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Pada teori ini, dikatakan
bahwa alam semesta terbentuk karena sebuah ledakan besar yang disebut Big Bang.
Teori Big Bang merupakan kebalikan dari teori alam semesta yang tetap. Teori
Big bang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk oleh suatu ledakan besar.
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat permulaan pada alam semesta.
Banyak orang yang menganut paham materialis yang tidak percaya dan menyanggah
teori ini.
Akan tetapi, tidak lama setelah
teori ini muncul, banyak bukti -bukti yang ditemukan membenarkan teori ini
seperti ditemukannya sisa-sisa gema radiasi dentuman dari ledakan tersebut.
Sungguh menakjubkan karena sisa-sisa gema dentuman tersebut masih ada meskipun
proses-proses pendinginan dari dentuman besar tersebut telah berlangsung selama
15 miliar tahun. Sisa-sisa radiasi gema tersebut dapat ditemukan pada suhu 5
kelvin. Kemudian teori Big Bang pun diterima oleh berbagai kalangan di seluruh
dunia.
b. Menurut
Al Quran
Menurut
pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada Surat Al Anbiya
ayat 30.
“Dan apakah orang-orang yang kafir
tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu
yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Menurut
ayat di atas dikatakan bahwa langit dan bumi dahulunya merupakan satu kesatuan
yang padu.
“Kemudian
Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu keduanya menuruti perintah-Ku dengan
suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka hati”
“Maka Dia menjadikannya 7 langit
dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi
langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya
dengan sebaik-baiknya`” (Fushshilat 11-12)
Surat
ini menerangkan bahwa yang pertama kali Allah Swt ciptakan sebelum ada
bintang-bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah Swt swt siapkan
makanan di bumi bagi subject utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia.
Baru setelah itu Allah Swt ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam masa.
Seperti diterangkan dalam Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan
selama 6 masa.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah
Swt yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam
di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan
cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah Swt. Maha Suci Allah Swt, Tuhan semesta alam.
Bumi
sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah Swt menghidupkannya dengan menurunkan
air dari langit.
“Dan Allah Swt menurunkan dari
langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi sesudah matinya.” (QS`An
Nahl; 65).
Pertanyaannya
adalah darimana air ini berasal? Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa
menghasilkan hujan, belum ada langit yang bisa menahan uap air. Maka
satu-satunya kemungkinan asal air adalah dari Arasynya Allah Swt.
“Dan Kami turunkan air dari
langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan
sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.”(QS Al- Mu’minun;
18)
Perhatikan
kalimat “lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi”, ini menerangkan
bahwa air bukanlah pemukim asli bumi tetapi pendatang (alien).
“……….Dan
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman“(QS. Al-Anbiya; 30).
“ …. Maka
Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-macam “(QS
Tha Ha; 53)
“Dan Allah Swt telah menciptakan
semua jenis hewan dari air … (QS An Nur; 45).
Ketiga ayat tersebut makin
menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke bumi, maka
sebelum Allah Swt ciptakan hewan, tentunya yang terlebih dahulu Allah Swt
cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian
hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan predator.
Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan darat, ternyata menurut ilmu
pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air.
Misteri berikutnya adalah dikatakan
dalam Al Qur’an bahwa langit dan bumi dulunya adalah suatu yang padu. Jadi
bukan bumi dan bintang-bintang yang dulunya sesuatu yang padu.
“………bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara
keduanya……. “(QS. Al-Anbiya; 30).
Selanjutnya Allah Swt swt
katakan menciptakan langit dari asap (lihat kembali Surat Al Fushilat ayat 11).
Bumi, sebelum Allah Swt swt hidupkan dengan menurunkan air dari langit, pada
mulanya adalah sebuah bola api yang sangat panas. Ilmu pengetahuanpun mengakui
hal tersebut. Tetapi tanpa perlu pembuktian, kita tahu bahwa perut bumi masih
mengandung lumpur dan lahar yang sangat panas sampai saat ini. Sebuah benda
yang panas, seperti sebatang besi yang membara misalnya, apabila disiram air
akan menyebabkan munculnya asap dan uap air. Demikian juga dengan bola panas
bumi pada waktu air diturunkan maka dia mengeluarkan asap dan uap air. Apa
bedanya asap dengan uap air? Asap bersifat adhesive (mengikat) sedangkan uap
bersifat kohesip (tidak mengikat). Asap dari bumi inilah yang kemudian Allah
Swt swt ciptakan menjadi langit yang tujuh lapis. Kemudian dalam tempurung
langit yang pertama Allah Swt ciptakan bintang-bintang. Darimana Allah Swt swt
ciptakan bintang-bintang. Wallah hu a’lam, tidak ada penjelasan dalam Al
Qur’an. Allah Swt Kuasa menciptakan segala sesuatunya dari yang tiada menjadi
ada.
3. Tujuan
Penciptaan Alam
Pada hakekatnya segala sesuatu yang
tercipta, benda hidup maupun mati, nyata ataupun tidak, semuanya adalah milik Allah
Swt semata yang pada akhirnya semuanya akan kembali kepada-Nya. Baik secara
suka atau terpaksa, segala alam yang ada itu menjadi tunduk dan patuh pada
hukum dan ketetapan Allah Swt.
Hanya karena sifat kasih dan sayang
dari Allah Swt maka manusia yang di ciptakan diberi tugas sebagai kholifah di
bumi ini bertugas untuk megelola, membudayakan, memanfaatkan dan melestarikan
alam. Tugas tersebut diberikan kepada manusia karena Allah Swt menciptakan
manusia sebagai makhluk yang terbaik, seperti yang disebutkan dalam Surat At
Tiin ayat 4. Manusia di dalam kehidupannya di dunia dibekali oleh Allah Swt
dengan potensi dasar. Potensi dasar itu dapat nampak dan dilihat dalam jiwa,
raga, tubuh, dan ruh.
Dari potensi dasar manusia yang
berupa akal yang bisa melahirkan daya berfikir dan daya nalar, akhirnya manusia
dapat menundukkan, menguasai, dan memanfaatkan alam. Dengan akal itu pula
manusia dapat mengamati, meneliti, menganalisis gejala-gejala alam yang timbul,
dan menguasai rahasia-rahasianya. Sehingga pada puncak penelitian dan
penemuannya itu, akan wujud dan keagungan Allah Swt sebagai penciptanya.
Dengan demikian, tujuan alam
diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan dihancurkan. Akan tetapi
adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam kehidupan. Tujuan alam
diciptakan juga bukan untuk disembah, dikultuskan, dan dimintai
pertolongan. Akan tetapi adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan dimanfaatkan
dalam kehidupan. Pada akhirnya alam diciptakan hanya sebagai fasilitas semata
bagi manusia untuk mengenal dan lebih mendekatkan diri pada Allah Swt.
B. Hubungan Historis Manusia Dan Alam
Semesta
Asal usul manusia dikaitkan dengan
keberadaan alam semesta ini dilandaskan pada adanya persamaan bentuk morfologis
dan fisiologis (dan alasan yang bersifat ideologis). Pada abad ke-19 muncul
suatu pemahaman asal usul manusia yang dikaitkan dengan primata. Penciptaan
manusia pada awal kehidupan dari Ramapithecus – oseopithecus – Australopithecus
- Pitecanthropus Erectus – Neandertal - Homo Sapien yang kini dikenal sebagai
manusia modern seperti sekarang ini. Dari evolusi awal terciptanya manusia yang
rumit inilah ada hubungan historis/sejarah antara manusia dan alam semesta.
Kerumitan yang ada pada persoalan
asal usul manusia hampir sama dengan kerumitan asal usul alam semesta. Apalagi
jika dihubungkan bahwa evolusi manusia dahulu sampai sekarang sesungguhnya
menyangkut perubahan gejala-gejala jagat raya/alam meliputi tingkah laku,
unsur, atom, dan elemen. Dari hal itulah terdapat hubungan historis antara manusia
dan alam semesta.
C.
Hubungan Fungsional Manusia dan Alam
Semesta
Proses penciptaan manusia adalah
integral dari alam semesta. Dalam sistem kosmos, manusia dan alam semesta
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam
system kesadaran, maka alam semesta menjadi obyek yang penting dalam kehidupan
manusia. Seiring dengan kemajuan pengetahuan terhadap alam dan teknologi yang
diterapkannya, menempatkan alam semesta dalam posisi sebagai sumber kehidupan
yang tidak terbatas bagi manusia. Maka wajarlah jika semakin dalam pengetahuan
semakin teraasa hubungan antara fungsi manusia dan fungsi alam.
Salah satu teori yang menunjukkan
hubungan antara manusia dengan alam adalah teori anthroposentris yang
menyebutkan bahwa manusia menjadi pusat alam. Maksudnya semua yang ada di alam
adalah untuk manusia, seperti firman Allah Swt dalam Q.S. Al Baqarah ayat 29
yang artinya: “Dan Dialah Allah Swt yang menjadikan segala yang ada di bumi
untuk kamu.”
Menurut pandangan Islam, manusia
ditempatkan sebagai rahmat bagi alam. Seperti disebutkan dalm Q.S. Al Anbiya
ayat 107 yang artinya:”Dan tiadalah kami mengutus kamu melainkan sebagai rahmat
seluruh alam.”
Pada intinya, alam dan manusia
saling bergantung, alam menyediakan segala sesuatu yang manusia butuhkan, dan
alam membutuhkan manusia untuk menjaga kelestariannya. Alam diciptakan oleh Allah
Swt sebagai objek untuk mengembangkan potensi dan pengetahuan yang dimiliki
manusia agar mereka bisa berkembang dan memakmurkan alam, dan mengetahui
tanda-tanda kebesaran penciptanya, yaitu Allah Swt.
BAB
3
KESIMPULAN
Alam adalah segala sesuatu yang ada
atau yang dianggap ada oleh manusia di dunia ini selain Allah Swt beserta Dzat
dan sifat-Nya. Alam semesta adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia
dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan sistem yang unik dan
misterius dan dapat dicapai oleh indera manusia yang merupakan ciptaan Allah
Swt yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah Swt.
Teori Big bang menyatakan bahwa alam
semesta terbentuk oleh suatu ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan
bahwa terdapat permulaan pada alam semesta.
Al Qur’an menerangkan bahwa yang
pertama kali Allah Swt ciptakan sebelum ada bintang-bintang dan galaksi, adalah
bumi, kemudian Allah Swt swt siapkan makanan di bumi bagi subject utama
penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah itu Allah Swt ciptakan
langit dan bintang-bintang dalam enam masa. Seperti diterangkan dalam Surat Al
A’raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6 masa.
Tujuan alam diciptakan adalah bukan
untuk dirusak, dicemari, dan dihancurkan. Akan tetapi adalah untuk difungsikan
semaksimal mungkin dalam kehidupan. Tujuan alam diciptakan juga bukan
untuk disembah, dikultuskan, dan dimintai pertolongan. Akan tetapi adalah untuk
dikelola, dibudidayakan, dan dimanfaatkan dalam kehidupan. Pada akhirnya alam
diciptakan hanya sebagai fasilitas semata bagi manusia untuk mengenal dan lebih
mendekatkan diri pada Allah Swt.
Hubungan historis manusia dan alam
semesta adalah terletak pada kerumitan proses permulaan keduanya ada di dunia
ini. Alam dan manusia saling bergantung, alam menyediakan segala sesuatu yang
manusia butuhkan, dan alam membutuhkan manusia untuk menjaga kelestariannya.
Alam diciptakan oleh Allah Swt sebagai objek untuk mengembangkan potensi dan
pengetahuan yang dimiliki manusia agar mereka bisa berkembang dan memakmurkan
alam, dan mengetahui tanda-tanda kebesaran penciptanya, yaitu Allah Swt.
Hubungan fungsional manusia dengan
alam semesta pada intinya adalah alam dan manusia saling bergantung, alam
menyediakan segala sesuatu yang manusia butuhkan, dan alam membutuhkan manusia
untuk menjaga kelestariannya. Alam diciptakan oleh Allah Swt sebagai objek
untuk mengembangkan potensi dan pengetahuan yang dimiliki manusia agar mereka
bisa berkembang dan memakmurkan alam, dan mengetahui tanda-tanda kebesaran
penciptanya, yaitu Allah Swt.
DAFTAR
PUSTAKA
Daradjat,
Zakiyah, Dkk (1984). Dasar-dasar Agama
Islam. Jakarta: Bulan Bintang
Website
http://melyme-agama.blogspot.co.id/2012/07/alam-semesta-menurut-pandangan-islam.html
http://www.anekamakalah.com/2012/03/manusia-dan-alam-semesta.html
https://web.facebook.com/notes/sopiyan-cah-ngguanthenks/mahkluk-ciptaan-AllahSwt-menurut-alquran/783159685060504/? _rdc=1&_rdr
#alam #alamsemesta #alamsemestamenurutpandanganislam #manusia #manusiadanalamsemesta #makhlukciptaanAllahSwt #makhluk
Komentar
Posting Komentar