Langsung ke konten utama

KEDUDUKAN AGAM ISLAM DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

BAB 1
PENDAHULUAN

 Agama adalah risalah yang disampaikan tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan dan tanggung jawab pada Allah SWT  , dirinya sebagai hamba Allah SWT  , manusia dan masyarakat serta alam sekitarnya.
Agama sebagai sumber system nilai merupakan petunjuk, pedoman dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah hidupnya seperti dalam ilmu agama, politik, ekonomi, social, budaya, dan militer sehingga terbentuk pola motifasi, tujuan hidup dan perilaku manusia yang menuju kepada keridhaan Allah SWT  (akhlaq).
Setiap agama yang ada atau terlahir di muka bumi  mempunyai sumber-sumber ajaran. Tidak terkecuali agama Islam. Islam adalah agama yang bersumber dari sabda samawi baik dengan redaksi firman Allah SWT   yaitu Al Quran ataupun sabda Nabi yang disebut Hadits.
Secara umum, Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT   kepada Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan rosul terahir untuk pedoman umat manusia sampai akhir zaman. Secara harfiah, Islam adalah damai, selamat, tunduk, dan bersih. Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin.

Dengan demikian budaya itu dilahirkan dari agama Islam sehingga tidak benar kalau agama dianggap sebagai bahagian dari budaya.

BAB 2
PEMBAHASAN

1.    Latar belakang Perlunya Pendidikan Agama Islam
Pendidikan bertujuan untuk membentuk suatu perilaku yang baik pada generasi muda muslim, yang berdasarkan dengan aqidah Islam serta ketauhidannya kepada Allah SWT   ., bergaul dengan teman yang mempunyai akhlak yang baik pula, memperdalam gama dengan berbagai cara, misalnya saja mempelajari hadits-hadits yang berkaitan dengan hukum-hukum Islam agar pengetahuannya bertambah semakin luas.

a.    Pengertian
Agama Islam adalah agama Allah SWT   yang disampaikan kepada Nabi Muhammad untuk diteruskan kepada seluruh ummat  manusia, yang mengandung ketentuan-ketentuan keimanan (akidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan mu’amalah (syari’ah), yang menetukan proses berfikir, merasa dan berbuat dan proses terbentuknya kata hati.
Agama Islam mengandung 3 unsur yaitu:
1)    Iman; keyakinan kepada:
(1)  Allah SWT   
(2)  Malaikat-Nya
(3)   Kitab-Nya
(4)  Rasul-Nya
(5)  Hari Akhir dan
(6)  Qadha dan Qodhar

2)    Islam; penyerahan diri sepenuhnya kepada kettentuan Allah SWT   yaitu:
(1)  Syahadatain
(2)  Shalat
(3)  Zakat
(4)  Puasa
(5)  Hajji
3)    Ihksan; berakhlaq shalih pendekatan (mikro) yang melaksanakan ibadat kepada Allah SWT   dan bermu’amalah dengan sesama makhluk dengan penuh keikhlasan seakan-akan disaksikan oleh Allah SWT  , meskipun dia tidak melihat Allah SWT  .
Dengan demikian, oleh karena agama Islam itu membawa peraturan-peraturan Allah SWT   yang dipatuhi, maka manusia Islam itu bukan saja menjauhkan diri dari keemunkaran dan selalu berbuat kebajikan, melainkan juga mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran itu. Bahkan Islam menyebabkan manusia memiliki:
1)  >  Sifat kompetitif dalam kebaikan
Karena tuhan maha pencipta dan ciptaanya itu maha sempurna, yang tidak mungkin berjalan tanpa hukum (hukum alam = hukum Allah SWT  ) maka Allah SWT   menciptakan hukum-hukum bagi manusia yang sempurna pula yaitu agama Islam. (Q.S. Al-Maidah, 5:48)

1) > Sifat futuristik, yaitu berpandangan jauh kedepan dalam rangka pengembangan dan pemecahan masalah demi tercapainya tujuan, mardlatillah. Q.S. Ar-Rahman, 55:33

a.    Macam-macam agama
Pada dasarnya Agam itu ada dua jenis yaitu:
1.    Agama wahyu, dan
2.    Agama budaya
Agama wahyu ialah ajaran Allah SWT   yang disampaikan kepada Rasul-Nya, yaitu Islam.
Agama wahyu/samawi (langit), kebalikan atau lawan agama budaya. Agama samawai atau sama’I, ialah agama wahyu, dan wahyu itu tidak langsung diturunkan pada masyarakat, akan tetapi melalui Rasul atau utusan Allah SWT  .
Wahyu-wahyu itu diturukan melalui makhluk gaib yang disebut malikat kepad utusan itu. Penunjukan seorang manusia menjadi utusan oleh tuhan adalah gaib, karena penyampaian wahyu oleh malaikat kepada manusia itu bersifat gaib.
Agama budaya ialah ajaran yang dihasilkan fikiran dan atau persamaan manusia secara kumulatif.
Maka untuk itu pentingnya pendidikan Agama Islam pada generasi muda ialah untuk mewujudkan cita-cita masyarakat Islam yang sesuai dengan perintah Allah SWT   . dan menanamkan Akhlakul Karimah sebagai bekal menuju jalan yang telah disiapkan oleh Allah SWT   . untuk hamba-hambanya yang mau dengan ikhlas belajar sesuai dengan ajaran Islam.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam adalah:
a.      Memahami ajaran agama Islam yang bersumber dari ayat-ayatnya untuk keperluan Negara, masyarakat dan pribadi.
b.      Membentuk Keluhuran budi pekerti yang tinggi dan mulia karena akhlak mulia adalah merupakan bakal yang sangat berharga bagi seseorang di dalam hidupnya dan ini merupakan satu kesempurnaan iman seseorang.
c.      Untuk Kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam diri manusia terdapat sesuatu yang tidak ternilai harganya, sebagai anugrah tuhan yang tidak diberikan kepada makhluk lainya, yaitu “akal”. Sekiranya manusia tidak diberikan akal, niscaya keadaanya dan perbuatanya akan sama saja dengan hewan.
Dengan adanya akal, segala anggota manusia, gerak dan diamnya, semuanya berarti dan berharga. Akal itu dapat digunakan untuk berpikir dan memperhatikan segala benda dan barang yang ada di alam ini, sehingga benda-benda dan barang-barang yang halus serta tersembunyi, dapat dipikirkan guna dan manfaatnya, sehingga apabila akal digunakan semestinya, niscaya tidak ada benda atau barang-barang di dunia ini yang sia-sia bagi manusia. Q.S. An-Nahl, 16:78 
Oleh karena itulah, sering benar Allah SWT  menyuruh manusia untuk berfikir atau menggunakan akal. Seandainya akal tidak berfungsi yaitu berfikir, niscaya mudah rusak dan tidak ada manfaatnya bagi manusia.
Timbulnya ilmu pengetahuan, disebabkan kebutuhan-kebutuhan manusia yang berkemauan hidup bahagia. Dalam mencapai dan memenuhi kebutuhan hidupnya itu, manusia menggunakan akal dan fikiranya.Q.S. Yunus, 10:101
Ilmu pengetahuan itu bukanlah musuh atau lawan dari iman, melainkan penunjuk jalan yang membimbing kearah keimanan. Sebagaimana kita ketahui banyak ahli ilmu pengetahuan yang berfikir dalam, telah dipimpin oleh pengetahuanya kepada suatu pandangan, bahwa dibalik alam yang nyata ini ada kekuatan yang lebih tinggi, yang mengatur dan menyusunya, memelihara segala sesuatu dengan ukuran dan perhitungan.
            Ilmu pengetahuan yang dilimpahkan kepada manusia, yang kebanyakan manusia menganggap banyak ilmu yang dimilikinya sehingga dalam hidupnya menjaddi sombong, adalah sangat sedikit menurut pandangan Allah SWT .Q.S. Al-Israa’, 17:85

1.    Kedudukan dan Fungsi  Agama Islam
a.      Sebagai Pembimbing Dalam Hidup
Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadiannya yang mencakup segala unsure pengalaman pendidikan dan keyakinan yang didapatnya sejak kecil. Apabila dalam pertumbuhan seseorang terbentuk suatu kepribadian yang harmonis, di mana segala unsur pokoknya terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa maka dalam menghadapi dorongan baik yang bersifat biologis ataupun rohani dan sosial akan mampu menghadapi dengan tenang.

b. Penolong Dalam Kesukaran
            Orang yang kurang yakin akan agamanya (lemah imannya) akan menghadapi cobaan/kesulitan dalam hidup dengan pesimis, bahkan cenderung menyesali hidup dengan berlebihan dan menyalahkan semua orang. 
Beda halnya dengan orang yang beragama dan teguh imannya, orang yang seperti ini akan menerima setiap cobaan dengan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan yang menimpa dirinya merupakan ujian dari tuhan (Allah SWT) yang harus dihadapi dengan kesabaran karena Allah SWT memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, barang siapa yang mampu menghadapi ujian dengan sabar akan ditingkatkan kualitas manusia itu.

c. Penentram Batin
Jika orang yang tidak percaya akan kebesaran tuhan tak peduli orang itu kaya apalagi miskin pasti akan selalu merasa gelisah. Orang yang kaya takut akan kehilangan harta kekayaannya yang akan habis atau dicuri oleh orang lain, orang yang miskin apalagi, selalu merasa kurang bahkan cenderung tidak mensyukuri hidup.
Lain halnya dengan orang yang beriman, orang kaya yang beriman tebal tidak akan gelisah memikirkan harta kekayaannya. Dalam ajaran Islam harta kekayaan itu merupakan titipan Allah SWT yang didalamnya terdapat hak orang-orang miskin dan anak yatim piatu. Bahkan sewaktu-waktu bisa diambil oleh yang maha berkehendak, tidak mungkin gelisah.
            Begitu juga dengan orang yang miskin yang beriman, batinnya akan selalu tentram karena setiap yang terjadi dalam hidupnya merupakan ketetapan Allah SWT dan yang membedakan derajat manusia dimata Allah SWT bukanlah hartanya melainkan keimanan dan ketakwaannya.

d. Pengendali Moral
Setiap manusia yang beragama yang beriman akan menjalankan setiap ajaran agamanya. Terlebih dalam ajaran Islam, akhlak amat sangat diperhatikan dan di junjung tinggi dalam Islam. Pelajaran moral dalam Islam sangatlah tinggi, dalam Islam diajarkan untuk menghormati orang lain, akan tetapi sama sekali tidak diperintah untuk meminta dihormati.
Islam mengatur hubungan orang tua dan anak dengan begitu indah.
 Dalam Al-Qur’an ada ayat yang berbunyi: “dan jangan kau ucapkan kepada kedua (orang tuamu) uf!!” Tidak ada  ayat yang memerintahkan kepada manusia (orang tua) untuk minta dihormati kepada anak.
Selain itu Islam juga mengatur semua hal yang berkaitan dengan moral, mulai dari berpakaian, berperilaku, bertutur kata hubungan manusia dengan manusia lain (hablum minannas/hubungan sosial). Termasuk di dalamnya harus jujur, jika seorang berkata bohong maka dia akan disiksa oleh api neraka. Ini hanya contoh kecil peraturan Islam yang berkaitan dengan moral.

BAB 3
KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pentingnya pendidikan Agama Islam pada generasi muda ialah untuk mewujudkan cita-cita masyarakat Islam yang sesuai dengan perintah Allah SWT . dan menanamkan Akhlakul Karimah sebagai bekal menuju jalan yang telah disiapkan oleh Allah SWT . untuk hamba-hambanya yang mau dengan ikhlas belajar sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam diri manusia terdapat sesuatu yang tidak ternilai harganya, sebagai anugrah tuhan yang tidak diberikan kepada makhluk lainya, yaitu “akal”. Sekiranya manusia tidak diberikan akal, niscaya keadaanya dan perbuatanya akan sama saja dengan hewan.
Dengan adanya akal, segala anggota manusia, gerak dan diamnya, semuanya berarti dan berharga. Akal itu dapat digunakan untuk berpikir dan memperhatikan segala benda dan barang yang ada di alam ini, sehingga benda-benda dan barang-barang yang halus serta tersembunyi, dapat dipikirkan guna dan manfaatnya, sehingga apabila akal digunakan semestinya, niscaya tidak ada benda atau barang-barang di dunia ini yang sia-sia bagi manusia.
Kedudukan dan fungsi  agama islam; sebagai pembimbing dalam hidup, penolong dalam kesukaran, penentram batin, pengendali moral.

DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiyah, Dkk (1984). Dasar-dasr Agama Islam. Jakarta: Bulan Bintang

Website
https://ilmupengatahuanhukum.blogspot.co.id/2016/01/peran-dan-fungsi-agama-islam.html


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Landasan filosofis, landasan teoritis, landasan yuridis dan landasan empiris penyelenggaraan PAUD

)        Landasan filosofis Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-manusia yang baik. Standar manusia yang “baik” berbeda antar masyarakat, bangsa atau negara, karena perbedaan pandangan filsafah yang menjadi keyakinannya. Perbedaan filsafat yang dianut dari suatu bangsa akan membawa perbedaan dalam orientasi atau tujuan pendidikan. Bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila berkeyakinan bahwa pembentukan manusia Pancasilais menjadi orientasi tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia indonesia seutuhnya.Bangsa Indonesia juga sangat menghargai perbedaan dan mencintai demokrasi yang terkandung dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang maknanya “berbeda tetapi satu.” Dari semboyan tersebut bangsa Indonesia juga sangat menjunjung tinggi hak-hak individu sebagai mahluk Tuhan yang tak bisa diabaikan oleh siapapun. Anak sebagai mahluk individu yang sangat berhak untuk mendaptka...

MANUSIA DAN ALAM SEMESTA

BAB 1 PENDAHULUAN      A.    Latar Belakang Mahluk adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang diambil dari kata kerja “khalaqa” artinya membuat atau mencipta. Kata mahluk termasuk kata benda penderita (isim maf’ul) yang mengandung arti: “yang dibuat atau diciptakan”.             Semua benda hidup atau mati yang berada di sekeliling kita termasuk manusia, disebut mahluk langit dan bumi beserta isinya yang dapat di tangkap panca indera (alam nyata) bahkan alam yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera seperti barzakh, surga, neraka, dan ‘arasy (alam gaib) itupu termasuk mahluk. Alam semesta demikian besarnya. Siapakah yang menghuni? Apakah hanya manusia saja ataukah ada makhluk lain. Sampai sekarang ilmu Astrobiologi belum menemukan data-data yang signifikan. Semuanya, baru pada tingkat dugaan dan asumsi-asumsi. Karena itu, agaknya kita belum bisa bersandar pada data data empirik untuk membahas ...